Altiara, A., Muslim, M., & Fitrani, M. (2016). Persentase penetasan
telur ikan gabus (Channa striata)
pada pH air yang berbeda. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2),
140–151.
Al-Fathansyah, A., Muslim, M., & Khotimah, K. (2015).
Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva gabus (Channa striata) yang direndam dalam larutan ekstrak hipofisa toman
(Channa micropeltes). Fiseries, 4(1), 1–6.
Hidayatullah, S., Muslim, M., & Taqwa, F. H. (2015).
Pendederan larva ikan gabus (Channa
striata) di kolam terpal dengan padat tebar berbeda. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 20(1), 61–70.
Muslim, M. (2006). Potensi, peluang dan tantangan budidaya
ikan gabus (Channa striata) di
propinsi sumatera selatan. Prosiding
Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IV, 7–12. Palembang:
Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Muslim, M. (2007b). Tingkat kematangan gonad (tkg) ikan gabus
(Channa striata Blkr) di rawa sekitar
sungai kelekar. Agria, 3(2), 25–27.
Muslim, M., & Syaifudin, M. (2012). Domestikasi calon
induk ikan gabus (Channa striata)
dalam lingkungan budidaya (kolam beton). Majalah
Ilmiah Sriwijaya, 22(15),
20–27.
Muslim, M. (2017a). Budidaya
ikan gabus (Channa striata) (1st ed.). Palembang: Unsri Press.
Muslim, M. (2017b). Pemijahan ikan gabus (Channa striata) secara alami dan semi
alami. Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia, 5(1), 25–32.
Muslim, M., & Yonarta, D. (2017). Penetasan telur ikan gabus
(Channa striata) dalam media inkubasi
dengan lama pemberian oksigen berbeda. Jurnal
Perikanan Tropis, 4(1),
185–197.
Muslim, M., Fitrani, M., & Afrianto, A. M. (2018). The
effect of water temperature on incubation period, hatching rate, normalities of
the larvae and survival rate of snakehead fish Channa striata. Aquacultura
Indonesiana, 19(2),
90–94. https://doi.org/10.21534/ai.v19i2.122
Muslim, M. (2019a). Pematangan gonad, pemijahan, penetasan
telur dan perawatan larva ikan gabus (Channa
striata). Pena Akuatika, 18(2), 1–12.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31941/penaakuatika.v18i2.732
Muslim, M. (2019c). Teknologi pembenihan ikan gabus (Channa striata). Ruaya, 7(2),
21–25. https://dx.doi.org/10.29406/jr.v7i2.1312
Muslim, M., Sasanti, A. D., & Apriana, A. (2019).
Pengaruh lama perendaman hormon tiroksin terhadap pertumbuhan larva ikan gabus
(Channa striata). Journal of Aquaculture Science, 4(1), 1–11.
https://doi.org/10.31093/joas.v4i1.63
Parameswari, W., Sasanti, A. D., & Muslim, M. (2013). Populasi
bakteri, histologi, kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus (Channa striata) yang dipelihara dalam
media dengan penambahan probiotik. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1),
76–89.
Pasaribu, A. F., Muslim, M., & Syaifudin, M. (2019). Pengaruh
lama waktu perendaman dalam larutan tiroksin terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup larva ikan gabus (Channa
striata). Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia, 7(1), 25–33.
Resfiza, R., Muslim, M., & Sasanti, A. D. (2014).
Perbedaan jumlah kromosom ikan toman (Channa
micropeltes) dengan ikan serandang (Channa
pleuropthalmus). Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia, 2(2),
125–134.
Sakuro, B. A., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2016).
Rangsangan pemijahan ikan gabus (Channa
striata) menggunakan ekstrak hipofisa ikan gabus. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1), 91–102.
Saputra, A., Muslim, M., & Fitriani, M. (2015). Pemijahan
ikan gabus (Channa striata) dengan
rangsangan hormon gonadotropin sintetik dosis berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 1–9.
Saputra, W. A., Muslim, M., & Sasanti, A. D. (2014).
Perbedaan jumlah kromosom ikan gabus (Channa
striata) dari rawa dataran rendah, dataran tinggi dan pasang surut. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1), 67–77.
Trisna, D. E., Dwi, S. A., & Muslim, M. (2013). Populasi
bakteri, kualitas air media pemeliharaan dan histologi benih ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan
berprobiotik. Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia, 1(1), 90–102.
Zultamin, Z., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2014).
Pematangan gonad ikan gabus betina (Channa
striata) menggunakan hormon human chorionic gonadotropin dosis berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2), 162–174.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar