Senin, 22 Juni 2020

Budidaya ikan dalam waring di lahan gambut

Pembenihan ikan gabus dalam akuarium

Ikan sepatung dlm akuarium

Membedakan ikan belido dengan ikan putak

Membedakan Ikan Dukang Jantan dan Betina

Membedakan Jenis Kelamin Ikan Serandang Jantan dan Betina

Ikan dukang dari Sungai Penukal

Pembenihan ikan gabus dalam akuarium

Jenis-jenis ikan gabus (Channidae)

Penangkapan ikan di rawa banjiran

Sabtu, 20 Juni 2020

Mengenal Ikan Rawa di Sumatera Selatan


Tambakan (Helostoma temminckii)

Secara taksonomi, ikan tambakan termasuk Phylum Chordata, Kelas Teleostei, Ordo Labyrinthici, Family Anabantidae, Genus Helostoma,  Spesies Helostoma temminckii.. Ikan tambakan memiliki bentuk tubuh lebar dan tebal. Ikan ini memiliki sirip punggung, dada, perut, anal dan ekor. Sirip punggung bagian depan memiliki beberapa duri keras. Sirip dada semuanya berupa jari-jari lunak. Sirip perut ada jari-jari keras, begitu juga sirip anal pada bagian depan berupa jari keras. Ikan ini memiliki sisik. Ikan tambakan hidup di rawa dan sungai yang terhubung dengan rawa. Perairan tempat hidup ikan tambakan perairan tenang tidak berarus.  Penyebaran ikan tambakan meliputi pulau Kalimantan, Sumatera,  dan Jawa. Ikan tambakan termasuk tipe ikan pemakan plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton. Ikan tambakan berkembangbiak dengan cara bertelur. Musim pemijahan ikan tambakan pada awal musim penghujan. Telur ikan ini mengapung. Telur ikan tambakan tidak menempel. Ikan tambakan dapat berkembangbiak dalam kolam yang dikombinasi dengan memelihara ikan lele. Selain itu, pembenihan ikan tambakan secara terkontrol dengan induksi hormon juga sudah bisa dilakukan. Penangkapan ikan tambakan menggunakan jala, jaring dan empang, pengilar, sengirai (perangkap). Ikan ini dapat diolah berbagai menu masakan seperti bakar, goreng, pindang dan brengkes.. Ikan tambakan merupakan salah satu jenis ikan bernilai ekonomi tinggi. Harga ikan tambakan berkisar Rp. 50.000-70.000 per kg.
Menu pindang telur ikan tambakan harganya cukup tinggi mencapai Rp. 50.000 per porsi. Penelitian dasar mengenai ikan ini sudah banyak dilakukan, begitu juga penelitian aspek pembenihan ikan ini juga sudah banyak dilakukan, namun masih perlu penelitian lanjut untuk peningkatan produktifitas pembenihan dan pembesaran ikan ini. Penelitian mengenai polikultur ikan tambakan dengan ikan lain sangat penting. Ikan ini sudah ada yang dibudidayakan, namun belum secara intensif. Pembudidayaan ikan tambakan masih dilakukan secara sederhana. Ikan tembakang dapat dijadikan salah satu spesies kultivan dalam budidaya multitrofik, karena ikan ini bersifat plankton feeder. Ikan tembakang yang dibudiayakan secara bersamaan dengan budidaya ikan lele, sudah terbukti berhasil. Dalam satu kolam, terdiri beberapa waring yang dipasang dengan tiang tancap, dalam waring dipelihara ikan lele, yang diberi pakan pellet secara intensif. Pada bagian luar waring ditebar benih ikan tambakan. Dalam kolam plankton tumbuh sangat subur, karena bahan organic dari sisa pakan dan feses ikan. Plankton yang tumbuh dengan subur tersebut dimanfaatkan oleh ikan tambakan.  


Pustaka:


Sepat rawa (Trichopodus trichopterus)


Secara taksonomi, ikan sepat mutiara termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Perciformes, Family Osphronemidae, Genus Trichopodus,  Spesies Trichopodus trichopterus. Ikan sepat rawa memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor. Sirip anal memanjang dari belakang anus sampai ke pangkal siri ekor. Mata berwarna merah, makanya di Sumatera Selatan, ikan ini dinamakan ikan sepat mata merah, Di tubuh ikan ini ada bulatan berwarna hitam di bagian tengah badan dan pangkal ekor. Warna sirip anal merah. Ikan ini hidup di rawa-rawa dengan tingkat keasaman air sangat rendah. Ikan ini menyebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua.  Ikan ini memakan berbagai jenis fitoplankton dan zooplankton, lumut, serasah tumbuhan yang membusuk. Di akuarium, ikan ini diberi pakan pellet. Ikan ini bereproduksi dengan cara bertelur. Ikan jantan membuat sarang berupa busa sebagai tempat untuk meletakkan telur. Telur ikan sepat bersifat mengapung. Alat tangkap yang banyak digunakan masyarakat untuk menangkap ikan ini adalah sengirai sepat dan bubu sepatIkan sepat ini dijadikan sebagai salah satu ikan hias air tawar Indonesia. Ikan ini sangat jinak dipelihara bersama ikan hias lain dalam akuarium Penelitian biologi dasar dan ekologi ikan ini sudah ada namun belum mengarah ke penelitian pembudidayaannya. Penelitian berbagai aspek untuk budidaya ikan ini sangat diperlukan. Ikan ini sangat prospektif dikembangkan sebagai komoditi akuakultur sebagai ikan hias. 

Pustaka:
Muslim, M., Heltonika, B., Sahusilawane, H. A., Wardani, W. W., & Rifai, R. (2020). Ikan lokal perairan tawar indonesia yang prospektif dibudidayakan.Pena Persada. Purwokerto
Muslim, M (2007) Jenis-jenis Ikan Rawa Yang Bernilai Ekonomis. MASA, 14 (1): 56-59
Yenti, R., Nofiandi, D., & Fithriyah, R. (2016). Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Asetat Terhadap Kuantitas Gelatin dari Kulit Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Kering dan Karakterisasinya. SCIENTIA: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 6(1), 36-43.
Muslim, M. (2012). Perikanan rawa lebak lebung Sumatera Selatan.
Murjani, A. (2016). BUDIDAYA BEBERAPA VARIETAS IKAN SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Pall) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL (SOME VARIETY AQUACULTURE THREE SPOT GORAMY (TRICHOGASTER TRICHOPTERUS PALL) WITH THE PROVISION OF COMMERCIAL FEED). Fish Scientiae, 1(2), 214-232.
Ath-thar, M. H. F., & Prakoso, V. A. (2014). PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT RAWA Trichopodus trichopterus (Pallas 1770) ASAL SUMATERA, JAWA, DAN KALIMANTAN. Media Akuakultur, 9(1), 1-5.
AKHMAD, M. (2009). Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Dengan Pemberian Pakan Komersil.
Supeni, E. A., & Azizah, N. (2020). STRUKTUR UKURAN PANJANG DAN BOBOT IKAN SEPAT RAWA DI PERAIRAN UMUM DARATAN KABUPATEN BANJAR. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH (Vol. 5, No. 1, pp. 129-133).







Kamis, 11 Juni 2020

Ikan sumatera (Puntius tetrazona)

Secara taksonomi, ikan sumatera termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Perciformes, Family Cyprinidae, Genus Puntius,  Spesies Puntius tetrazona.  Bentuk badan melebar. Memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Ikan ini berukuran kecil, warna menarik sangat populer dikalangan pencinta ikan hias. Ikan ini hidup bergerombol. Ikan sumatera merupakan salah satu jenis ikan hias asli dari perairan Indonesia, yakni dari Pulau Sumatera. Di Sumatera Selatan, ikan ini masih banyak ditemukan di Sungai Penukal, Abab, Musi, Ogan, Lematang. Ikan ini termasuk jenis ikan pemakan tumbuhan (herbivora). Ikan ini berkembangbiak dengan cara bertelur. Alat tangkap ikan ini umumnya menggunakan tangkul.. Ikan ini memiliki daya tarik sebagai ikan hias, terutama bentuk tubuh dan warnanya.  Ikan sumatera sudah lama diperdagangkan sebagai ikan hias, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Harga ikan sumatera di pasar ikan hias dalam negeri berkisar Rp. 5.000-20.000 per ekor.  Penelitian dasar mengenai aspek biologi dan ekologi ikan ini masih sangat jarang, sehingga masih sangat diperlukan. Penelitian lebih lanjut, upaya penjinakan dan pembudidayaan ikan juga sangat penting dilakukan. Ikan ini prospektif dikembangkan menjadi komoditi budidaya sebagai ikan hias.

Beberapap pustaka terkait ikan sumatera:
Muslim, M., Heltonika, B., Sahusilawane, H. A., Wardhani, W. W., & Rifai, R. (2020). Ikan lokal perairan tawar indonesia yang prospektif dibudidayakan. Pena Persada. Purwokerto.
Muslim, M. (2012). Perikanan rawa lebak lebung sumatera selatan.Unsri Press. Palembang
Umar, A., Hasniar, H., & Wahidah, W. (2018, July). Teknik Pembenihan Ikan Sumatera (Puntius tetrazona). In Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Vol. 1, pp. 125-130).
Tania, N., Sukarman, S., Permana, A., & Supiyani, A. (2018). Total karotenoid ikan sumatra albino (Puntius tetrazona) yang diberi pakan tambahan tepung kepala udang. Bioma, 14(1), 1-9.
Nafsihi, N., Hudaidah, S., & Supono, S. (2016). Pemanfaatan Tepung Spirulina SP. untuk Meningkatkan Kecerahan Warna Ikan Sumatra (Puntius Tetrazona). Jurnal Rekayasa Teknologi dan Budidaya Perairan, 4(2).
Addini, N., Pamukas, N. A., Mulyadi, M., & Sukarman, S. (2017). Peningkatan kualitas warna dan pertumbuhan ikan albino tiger barb (Puntius tetrazona) dengan pemberian pakan yang mengandung tepung udang rebon. Berkala Perikanan Terubuk, 45(3), 44-56.
Koncara, G., Utomo, N. B. P., Setiawati, M., & Yamin, M. (2019). Improved quality of color sumatra barb, Puntigrus tetrazona (Bleeker, 1855) with artificial feed enriched red spinach flour (Amaranthus tricolor L.). Jurnal Iktiologi Indonesia, 19(1), 53-64.
Arman, S., & İşisağ Üçüncü, S. (2020). Gonadal histology of the tiger barb Puntius tetrazona (Cyprinidae). Journal of Fisheries. Retrieved from http://journal.bdfish.org/index.php/fisheries/article/view/JFish20180
Wang, F., Wang, X. G., Liu, C., Chang, O. Q., Feng, Y. Y., Jiang, L., & Li, K. B. (2017). Transparent Tiger barb Puntius tetrazona, a fish model for in vivo analysis of nocardial infection. Veterinary microbiology, 211, 67-73.
Barik, M., Bhattacharjee, I., Ghosh, A., & Chandra, G. (2018). Larvivorous potentiality of Puntius tetrazona and Hyphessobrycon rosaceus against Culex vishnui subgroup in laboratory and field based bioassay. BMC research notes, 11(1), 804.
Abolhasani, M. H., Hosseini, S. A., Ghorbani, R., Soudagar, M., & Hoseini, S. M. (2014). Growth, survival and stress resistance of tiger barb (Puntius tetrazona) larvae fed on linseed oil-enriched Artemia franciscana nauplii. Iranian Journal of Fisheries Sciences, 13(3), 576-584.
Kirankumar, S., & Pandian, T. J. (2003). Production of androgenetic tiger barb, Puntius tetrazona. Aquaculture, 228(1-4), 37-51.


Senin, 01 Juni 2020

Botia (Chromobotia macracanthus)

Secara taksonomi, ikan botia termasuk Phylum Chordata, Kelas Osteichthyes, Ordo Teleostei, Family Cobitidae, Genus Chromobatia,  Spesies Chromobatia macracanthus.  Memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Warna tubuh kuning dan hitam. Ikan ini tidak memiliki sisik. Bentuk mulut lancip. Warna tubuh kuning dan hitam. Ikan ini tidak memiliki sisik. Pada bagian mulut terdapat sungut pendek. Ikan botia adalah salah satu jenis ikan hias air tawar endemik Indonesia. Penyebaran ikan ini di Sumatera dan Kalimantan. Di Sumaatera selatan, ikan ini banyak ditemukan sungai dan rawa banjiran di Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (pemekaran dari Kabupaten Muara Enim) dan Ogan Ilir. Di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, ikan ini banyak ditemukan di Sungai Penukal.  Ikan ini termasuk jenis ikan pemakan tumbuhan dan hewan (omnivora). Ikan ini berkembangbiak dengan cara bertelur.  Di Desa Air Itam Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir ( Sungai Penukal dulu masuk Kabupaten Muara Enim) masyarakat sudah lama menangkap ikan ini. Penangkapan ikan botia di desa ini, menggunakan alat khusus yang disebut "berumbung". Ikan ini hanya dapat ditangkap pada musim-musim tertentu, yakni pada saat musim "rawang" (pasang). Ikan ini memiliki daya tarik sebagai ikan hias, terutama bentuk tubuh dan warnanya. Ikan botia memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai ikan hias ekspor.
Perdagangan ikan hias ini sudah lama berlangsung. Peredaran ikan hias asli Indonesia ini sampai ke benua Amerika, Eropa, Australia dan Asia Timur.  Penelitian dasar mengenai aspek biologi dan ekologi ikan ini masih sangat jarang, sehingga masih sangat diperlukan. Penelitian lebih lanjut, upaya penjinakan dan pembudidayaan ikan ini juga sangat penting dilakukan. Ikan ini prospektif dikembangkan menjadi komoditi budidaya sebagai ikan hias yang bernilai ekonomi tinggi. 

Beberapa pustaka tentang ikan botia:
Satyani, D. (2017). PERCOBAAN PEMIJAHAN IKAN BOTIA (Botia macracantha Blkr.) DILABORATORIUM. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 10(5), 55-59.
Subagja, J., Komarudin, O., & Effendi, J. (2017). EFEK IMPLANTASI HORMON LHRH-A PADA IKAN BOTIA (Botia macracantha Bleeker) TERHADAP KERAGAAN PEMATANGAN GONADNYA. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 3(2), 10-17.
Rahardjo, M. F., Kamal, M. M., & Sjafei, D. S. (2016). Habitat dan Makanan Ikan Botia, Botia Macracanthus Bleeker di Sungai Batanghari, Jambi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 3(1), 17-25.
Muslim, M., Heltonika, B., Sahusilawane, H. A., Wardhani, W. W., & Rifai, R. (2020). Ikan lokal perairan tawar indonesia yang prospektif dibudidayakan. Pena Persada. Purwokerto.
Sari, M., Hatta, M., & Permana, A. (2014). Pengaruh ketinggian air dalam pemeliharaan larva ikan hias botia (Chromobotia macracanthus, Bleeker). Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 1(1), 24-30.
Muslim, M. (2005). Aktivitas Penangkapan dan Perdagangan Ikan Hias Botia (Botia macrachanta Blkr) di Sungai Penukal Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, 3(1), 53-58.
Muslim, M. (2004). Jenis jenis alat tangkap ikan tradisional di perairan sungai penukal kabupaten muara enim sumatera selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum I, 230–239. Palembang: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Satyani, D., Slembrouck, J., Subandiyah, S., & Legendre, M. (2016). PENINGKATAN TEKNIK PEMBENIHAN BUATAN IKAN HIAS BOTIA, Chromobotia macracanthus (Bleeker). Jurnal Riset Akuakultur, 2(2), 135-142.
Muslim, M. (2012). Perikanan rawa lebak lebung sumatera selatan.Unsri Press. Palembang
Putra, H. F. E., Rahardjo, S. S. P., & Permana, A. (2019). Pemijahan Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) Secara Buatan dengan Injeksi Hormon HCG (Human Chorionic Gonadothropin) dan LHRH-A (Luteinizing Hormone Releasing Hormone Analog). Journal of Aquaculture and Fish Health, 6(3), 101-106.
Aras, A. K., Nirmala, K., & Soelistyowati, D. T. (2017). Manipulasi spektrum cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas warna yuwana ikan botia Chromobotia macracanthus (Bleeker, 1852)[Spectrum manipulation on growth and color quality of juvenile clown loach Chromobotia macracanthus Bleeker]. Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(1), 45-55.
Liyana, S. H., Sari, L. A., & Agustono, A. (2019). EVALUASI PENGARUH HORMON GONADOTROPIN PADA TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN BOTIA (CHROMOBOTIA MACRACANTHUS). Jurnal Perikanan Pantura (JPP), 2(2), 96-105.