Sabtu, 22 Desember 2018

Ikan Botia (Chromobotia macracanthus)

Ikan botia adalah salah satu jenis ikan hias air tawar endemik Indonesia. Ikan ini hanya ada di Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera Selatan, ikan ini banyak ditemukan di DAS Musi Bagian Tengah. Ikan hias ini salah satu komoditi ekspor Indonesia. Penangkapan ikan botia di alam, menggunakan alat khusus yang disebut "berumbung" (Muslim, 2004). Ikan ini hanya dapat ditangkap pada musim-musim tertentu (Muslim, 2005). Informasi lebih lengkap mengenai aktifitas penangkapan dan perdagangan ikan hias botia di Sumatera Selatan, silahkan baca artikel saya berikut:

Telur Ikan Tembakang


Ikan tembakang merupakan salah satu jenis ikan ekonomis di Sumatera Selatan. Ikan ini hidup di sungai dan rawa-rawa banjiran. Harga ikan ini cukup tinggi 50-70ribu/kg tergantung ukuran ikan. Gambar diatas, ikan tembakang (ukuran besar warna silver, 2 ekor) beserta telur ikan tembakang (bawahnya). Ikan tembakang yang mengandung telur dan ukurannya besar (200 gram/ekor) harganya lebih mahal, dapat mencapai 70ribu/kg. Ikan ini dapat diolah berbagai menu masakan seperti pindang (gambar disamping kiri), goreng, bakar/panggang, pepes. Menu pindang telur ikan tembakang harganya cukup tinggi mencapai 50ribu/porsi. Ikan ini belum dibudidayakan, masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam.

Belut Rawa (Monopterus albus)

Sumatera Selatan memiliki lahan rawa yang cukup luas, baik rawa banjiran non gambut maupun rawa gambut. Rawa merupakan habitat utama belut. Jenis ikan dengan badan memanjang dan sangat licin ini sangat cocok bersembunyi dalam lumpur, serahan tumbuhan yang sudah lapik dan juga gambut. Sebagian masyarakat Sumatera Selatan, tidak suka makan belut karena bentuk badanya seperti ular dan sangat licin. Belum banyak dijual keluar daerah dan juga di ekspor. Produksi belut mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Harga ikan belut ditingkat nelayan pengumpul berkisar 25-30ribu/kg. Alat tangkap khusus penangkap belut disebut "bubu belut". Alat ini dipasang di rawa-rawa dan diberi umpan berupa daging keong atau usus  ayam.ikan ini termasuk salah satu jenis ikan rawa yang bernilai ekonomi tinggi (Muslim, 2007). 

Selasa, 11 Desember 2018

Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)

Gambar disamping adalah gambar ikan sepat siam (yang berwarna loreng gelap), sepat mata merah (kecil ada bintik di tengah), betok (dekat sepat mata merah). Ketiga jenis ikan tersebut, ikan-ikan penghuni perairan rawa. Ukuran ikan sepat siam lebih besar. Ikan ini memiliki harga berkisar 15-25ribu/kg, tergantung besar kecilnya ukuran. Produksi ikan ini masih mengandalkan hasil tangkapan nelayan dari perairan rawa. Ikan ini dijadikan lauk-lauk masyarakat, dengan digoreng atau dipanggang. Selain dimasak dalam bentuk segar, ikan ini paling banyak diawetkan menjadi ikan asin. Beberapa jenis ikan rawa yang bernilai ekonomis di Sumatera Selatan, dapat dibaca di artikel berikut :
http://eprints.unsri.ac.id/701/4/Jenis_ikan_rawa_ekonomis.pdf

Minggu, 09 Desember 2018

Ikan Lumajang (Cyclocheilichthys enoplos)

Ikan lumajang termasuk salah satu jenis ikan bernilai tinggi di Sumatera Selatan. Harga ikan yang tertera disamping 80ribu/kg. Ikan lumajang hidup di sungai-sungai besar seperti Sungai Musi. Ikan disamping hasil tangkapan nelayan di Desa Tanjung Agung Barat Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Daging ikan ini putih. Menu masakan ikan lumajang yang paling terkenal pindang dan panggang ikan lumajang. Ikan ini sduah sulit diperoleh nelayan, karena populasinya sudah sedikit di alam.

Ikan Baung (Mystus sp)

Ikan baung merupakan salah satu jenis ikan bernilai ekonomi tinggi di Sumatera Selatan. Ikan baung (gambar disamping) harganya 100ribu/kg. Ikan ini sangat cocok dimasak menjadi menu pindang baung, pindang tempoyak, baung pepes/brengkes, baung goreng, dan baung panggang. Ikan baung di Sumatera Selatan, masih mengandalkan hasil tangkapan nelayan di perairan umum. Ikan baung disamping hasil tangkapan nelayan di Desa Air Itam Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan.

Ikan Lais (Ompok sp)

Di Sumatera Selatan, ikan lais banyak jenisnya. Ikan ini hidup di sungai-sungai. Ukuran ikan lais juga beragam, dari ukuran kecil (seperti ikan lais kaca, hanya 2-5 cm dijadikan ikan hias) sampai ukuran besar (seperti ikan lais sengarat, dapat mencapai 5 kg/ekor), ada juga ikan lais ukuran sedang (seperti gambar disamping). Harga ikan lais gambar disamping 80ribu/kg. Ikan lais paling enak dimasak pindang, brengkes tempoyak. Selain itu, ikan lais juga sering diawetkan menjadi ikan lais salai/asap. Harga ikan lais salai sangat mahal mencapai 150ribu/kg. Ikan lais sampai saat ini belum dibudidayakan, masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam.

Ikan Seluang (Rasbora sp)


Ikan seluang merupakan salah satu jenis ikan sungai yang cukup terkenal di Sumatera Selatan. Ikan ini berukuran kecil. Namun harga ikan ini tidak sekecil ukuran tubuhnya. Harga ikan seluang yang ada digambar diatas 60ribu/kg. Meskipun kecil, harga ikan ini cukup mahal. Ikan seluang dapat dijadikan bahan pembuatan kerupuk kemplang. Selain bahan pembuatan kerupuk kemplang, ikan ini juga dijadikan lauk pauk. Menu ikan seluang goreng yang paling terkenal.

Ikan Tembakang (Helostoma temminckii)


Ikan tembakang merupakan salah satu jenis ikan ekonomis di Sumatera Selatan. Ikan ini hidup di sungai dan rawa-rawa banjiran. Harga ikan ini cukup tinggi 50-70ribu/kg tergantung ukuran ikan. Gambar diatas, ikan tembakang (ukuran besar warna silver, 2 ekor) beserta telur ikan tembakang (bawahnya). Ikan tembakang yang mengandung telur dan ukurannya besar (200 gram/ekor) harganya lebih mahal, dapat mencapai 70ribu/kg. Ikan ini dapat diolah berbagai menu masakan seperti pindang (gambar disamping kiri), goreng, bakar/panggang, pepes. Menu pindang telur ikan tembakang harganya cukup tinggi mencapai 50ribu/porsi. Ikan ini belum dibudidayakan, masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam.


Sabtu, 08 Desember 2018

Ikan Lang (Datnioides pulcher)

Tiger fish adalah salah satu jenis ikan langka. Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), status ikan ini termasuk ikan terancam punah. Di Indonesia, ikan ini masih ditemukan di perairan DAS Musi Bagian Tengah (masuk wilayah Kab. Musi Banyuasin, Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir, Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Namun populasinya sangat sedikit. Masyarakat sudah sangat sulit mendapatkan ikan ini.  Nama lokal ikan ini adalah ikan lang, ikan sumpit, ikan belang, ikan loreng. Ikan ini kalau ukuran kecil dijadikan ikan akuarium (hias), namun ikan yang besar dikonsumsi untuk jadi lauk pauk. Ukuran ikan ini dapat mencapai berat 1 kg/ekor. Harga ikan pada gambar di samping 80.000/kg dalam keadaan mati. Ikan digambar hasil tangkapan nelayan Desa Teluk Kijing Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin.

Kamis, 06 Desember 2018

Ikan Belido (Chitala lopis)

Ikan belida, di Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan iwak belido. Ikan ini merupakan bahan baku pembuatan pempek dan kerupuk khas Palembang. Namun sayangnya semakin berkurangnya populasi ikan ini di alam, pempek dan kerupuk Palembang digantikan dengan jenis ikan lain seperti ikan gabus. Selain dibuat kerupuk dan pempek, menu masakan ikan ini yang terkenal pindang sirip belido. Bagian sirip ikan ini tersusun atas tulang rawan, sangat sedap dibuat pindang. Harga ikan belida cukup mahal 80-120ribu/kg, karena sudah sulit diperoleh, jadi harganya mahal. Sampai saat ini pembudidayaan ikan ini belum ada, masih mengandalkan hasil tangkapan di alam. Habitat ikan ini di sungai dan rawa banjiran. Ikan ini bersifat karnivora. Rongga perut ikan ini lebih kecil, tidak proposional dengan bentuk tubuhnya yang panjang dan besar. Penelitian ke arah budidaya ikan belida sudah banyak dilakukan, namun belum menghasilkan paket teknologi yang siap diadopsi masyarakat.

Rabu, 05 Desember 2018

Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)

Ikan juaro merupakan salah satu jenis ikan patin (Pangasius) lokal. Bentuk tubuh ikan juoro secara sepintas sangat mirip dengan ikan patin. Namun kalau diperhatikan secara seksama, ada perbedaan bentuk tubuh ikan patin dengan ikan juaro. bentuk tubuh ikan juaro lebih panjang dan ramping, bentuk kepala dan ekornya juga sedikit berbeda dengan ikan patin. Ikan ini ditemukan di sungai Musi Sumatera Selatan. Ukuran ikan juaro dapat mencapai 8 kg/ekor. Harga ikan juaro cukup mahal 25-30 ribu/kg. Ikan juaro sangat rakus makan. Pamor ikan juaro ini agak sedikit kalah dibandingkan ikan patin liar/patin sungai. Menu masakan ikan juaro yang paling terkenal pindang. Ikan ini juga banyak dijadikan ikan asin dan ikan salai/asap.

Ikan Bujuk (Channa lucius)

Ikan bujuk adalah satusatu jenis ikan kelompok gabus (Channa) (Muslim, 2013). Di Sumatera Selatan ikan ini ditemukan di rawa rawa banjiran dan juga rawa gambut. Ikan dari Genus Channa ini lebih menyukai daerah rawa dengan tingkat keasaman air lebih asam, perairan tenang, dangkal, banyak tumbuhan rawa, gambut (Muslim, 2012; Muslim, 2017). Ukuran ikan dewasa dapat mencapai 1 kg/ekor. Harga ikan ini cukup mahal berkisar 60-80 ribu/kg. Daging ikan ini putih, sedikit minyak. Ikan ini dikonsumsi masyarakat sebagai lauk pauk dalam bentuk segar dan juga diolah menjadi ikan salai/asap dan ikan asin. Menu masakan ikan ini: pindang, bujuk panggang/bakar, gulai ikan bujuk salai, balur bujuk, ikan bujuk goreng. Populasi ikan bujuk di alam tidak sebanyak ikan gabus (kerabatnya), hal ini karena tipe reproduksi ikan bujuk berbeda dengan ikan gabus. ikan gabus dapat memijah beberapa kali dalam setahun.ikan ini bereproduksi hanya satu kali dalam setahun, dan jumlah telurnya tidak sebanyak telur ikan gabus.  

Minggu, 02 Desember 2018

Ikan Serandang (Channa pleurophthalma)

Di Sumatera Selatan, ikan ini dikenal dengan sebutan ikan serandang. Ikan serandang salah satu jenis ikan konsumsi  dan ikan hias yang bernilai ekonomis tinggi (Muslim, 2007). Ikan ini termasuk kelompok ikan gabus (Channa) (Muslim, 2013) yang memiliki warna corak tubuh yang menarik. Habitat ikan serandang yaitu di rawa-rawa banjiran dan juga rawa gambut (Muslim, 2012).  Ikan ini tahan hidup dalam kondisi keasaman air (pH) air rendah (asam). Harga ikan ini sama dengan ikan gabus berkisar 30-60ribu/kg (konsumsi). Rasa daging ikan ini sama enanknya dengan ikan gabus dan toman. Menu masakan ikan serandang yang populer adalah "ikan serandang panggang". Populasi ikan ini di alam sudah menurun, sehingga sudah sulit mendapatkan ikan ini di pasaran. Kalaupun ada di pasar jumlahnya sedikit.

Sabtu, 01 Desember 2018

Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Udang galah di Palembang lebih dikenal dengan sebutan udang satang. Satang dalam bahasa Palembang adalah tongkat pengayuh perahu /kapal motor. Memang udang ini memiliki jepit yang besar dan kuat, diibaratkan dengan satang perahu. Udang ini merupakan jenis udang air tawar yang terbesar ditemukan di Sungai Musi Sumatera Selatan. Harga udang ini cukup mahal berkisar Rp. 150-180ribu/kg. Udang ini sangat enak dimasak pindang atau digoreng. Selain itu, udang ini juga dimanfaatkan untuk membuat kaldu udang untuk masakan khas Palembang "Mie Celor" dan juga "Pempek Udang". Produksi udang galah di Sumatera Selatan, masih didominasi dari hasil tangkapan nelayan dari perairan umum. Habitat udang ini di sungai-sungai besar. Udang ini bermigrasi dari air tawar ke air payau untuk melakukan reproduksi. masa larva sampai jauvenil di habitat air payau, memasuki usia remaja bermigrasi ke air tawar, sampai ukuran besar, dan kembali lagi ke air payau untuk bereproduksi. Nelayan menangkap udang ini menggunakan alat tangkap tradisional disebut sengirai udang. Dalam sengirai diberi umpan berupa potongan kelapa yang sudah dibakar dijepit dengan bilah bambu di dalam sengirai.

Ikan Toman (Channa micropeltes)

Ikan toman (Channa micropeltes), salah satu jenis ikan gabus yang berukuran paling besar (giant) dari kelompok Channidae (Muslim, 2013). Ukuran ikan ini dapat mencapai 5 kg/ekor. Harga per kg ikan ini mencapai Rp. 80.000. Daging ikan sangat tebal, sangat disukai masyarakat Sumatera Selatan. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, ikan ini juga dapat diawetkan dan diolah menjadi berbagai produk olahan. menu masakan ikan toman yang paling terkenal di Palembang adalah Pindang Ikan Toman. Ikan ini termasuk jenis ikan karnivora. Pembesaran ikan ini sudah ada di Sumsesl seperti di Kab.OKI, MUBA, OI dan Banyuasin. Namun benih ikan ini masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam.

Selasa, 27 November 2018

Ikan Baung (Mystus sp)

Ikan Baung
Ikan baung ini berasal dari Sungai Kelekar yang terletak di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Jenis baung ini harganya cukup mahal Rp.50.000-75.000/kg. Di Indralaya, ikan baung sangat disukai masyarakat, dengan menu masakan ikan baung yang terkenal "Pindang Ikan Baung". Menu yang satu ini sangat terkenal, dan dengan mudahnya menemukan rumah makan yang menyajikan menu pindang ikan di Indralaya. 

Ikan Buntal (Tetraodon Palembangensis)

Ikan Buntal

Ikan buntal bagi sebagian masyarakat Indoensia dianggap ikan yang beracun, sehingga tidak mau mengkonsumsinya. tidak demikian dengan masyarakat Desa Air Itam Kec. Penukal Kab. PALI Sumatera Selatan. Ikan ini merupakan ikan favorit, sangat disukai, sehingga harga ikan ini cukup mahal di sana. satu ekor ikan buntal yang tertera di gambar ini seharga Rp. 25.000,- per ekor. Ikan buntal dimasak dengan bumbu asam pedas, sehingga masyarakat sana menyebutnya sambal buntal. Menu sambal buntal ini sangat terkenal disana, karena sudah turun temurun masyarakat mengkomsumsi masakan sambal buntal ini.

Sabtu, 24 November 2018

Ikan Tapah (Wallago sp)


Ikan ini ditemukan di Sungai Penukal, Desa Air Itam Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan. berat ikan mencapai 8-15 kg/ekor. ikan ini sangat disukai masyarakat, karena dagingnya yang lembut dan cita rasanya yang enak. Habitat ikan ini di sungai dan rawa-rawa yang terhubung dengan sungai. selain di Sungai Penukal, ikan ini juga ditemukan di Sungai Batanghari Kabupaten Musi Banyuasin (Muslim, 2005). Publikasi terkait aktifitas penangkapan ikan tapah di Sungai Batanghari Musi Banyuasin, bisa klik disini:

4 Spesies ikan dari Family Bagridae

Mystus nemerus, nama lokal ikan baung (paling atas), Bagroides melapterus, nama lokal ikan dukong kuning (nomor dua dari atas),  Mystus negricep, nama lokalnya ikan beringit (nomor tiga), dan yang paling bawah berwarna hitam,  Pseudomystus, nama lokalnya ikan baung hitam. Keempat jenis ikan tersebut ditemukan di Sungai Penukal (DAS Musi bagian tengah). semua ikan tersebut dijadikan ikan konsumsi oleh masyarakat lokal. rasa dagingnya sangat enak. Jenis Bagroides melapterus dan Pseudomystus, berpotensi dijadikan sebagai ikan hias, warna nya menarik untuk dipelihara dalam akuarium. Publikasi terkait dengan penelitian genetik ikan baung di Sungai Penukal Kabupaten PALI Sumsel:

Ikan Aro Mato Merah (Osteochilus melanoplaura)

Ikan aro mato merah
Osteochilus melanopleurus adalah sejenis air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan herbivora ini diketahui menyebar di Asia Tenggara. Di Indonesia ikan ini ditemukan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera Selatan, salah satu lokasi ditemukannya ikan ini adalah di Sungai Penukal anak Sungai Musi di bagian tengah (DAS Musi Tengah). Ikan bernilai ekonomis sebagai ikan konsumsi dan juga ikan hias. Ukuran ikan ini dapat mencapai 1 kg/ekor. 

Ikan Lampam (Barbonymus schwanenfeldii)

Jenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di Asia Tenggara. Di Indonesia ikan ini menyebar di Pulau Sumatera, Kalimanatan dan Jawa. di Pulau Sumatera, ikan ini mneyebar di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Lampung,  Sumatera Barat. di Sumatera Selatan, ikan ini ditemukan di  sungai sungai sperti Sungai Musi, Ogan, Rawas, dan lain-lain.Salah satu anak sungai Musi adalah Sungai Penukal yang terletak di DAS Musi bagian tengah dalam wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

Kamis, 15 November 2018

Daftar publikasi tentang ikan gabus (Channa striata)


Altiara, A., Muslim, M., & Fitrani, M. (2016). Persentase penetasan telur ikan gabus (Channa striata) pada pH air yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2), 140–151.
Al-Fathansyah, A., Muslim, M., & Khotimah, K. (2015). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva gabus (Channa striata) yang direndam dalam larutan ekstrak hipofisa toman (Channa micropeltes). Fiseries, 4(1), 1–6.
Hidayatullah, S., Muslim, M., & Taqwa, F. H. (2015). Pendederan larva ikan gabus (Channa striata) di kolam terpal dengan padat tebar berbeda. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 20(1), 61–70.
Muslim, M. (2006). Potensi, peluang dan tantangan budidaya ikan gabus (Channa striata) di propinsi sumatera selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IV, 7–12. Palembang: Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Muslim, M. (2007b). Tingkat kematangan gonad (tkg) ikan gabus (Channa striata Blkr) di rawa sekitar sungai kelekar. Agria, 3(2), 25–27.
Muslim, M., & Syaifudin, M. (2012). Domestikasi calon induk ikan gabus (Channa striata) dalam lingkungan budidaya (kolam beton). Majalah Ilmiah Sriwijaya, 22(15), 20–27.
Muslim, M. (2017a). Budidaya ikan gabus (Channa striata) (1st ed.). Palembang: Unsri Press.
Muslim, M. (2017b). Pemijahan ikan gabus (Channa striata) secara alami dan semi alami. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1), 25–32.
Muslim, M., & Yonarta, D. (2017). Penetasan telur ikan gabus (Channa striata) dalam media inkubasi dengan lama pemberian oksigen berbeda. Jurnal Perikanan Tropis, 4(1), 185–197.
Muslim, M., Fitrani, M., & Afrianto, A. M. (2018). The effect of water temperature on incubation period, hatching rate, normalities of the larvae and survival rate of snakehead fish Channa striata. Aquacultura Indonesiana, 19(2), 90–94. https://doi.org/10.21534/ai.v19i2.122
Muslim, M. (2019a). Pematangan gonad, pemijahan, penetasan telur dan perawatan larva ikan gabus (Channa striata). Pena Akuatika, 18(2), 1–12. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31941/penaakuatika.v18i2.732
Muslim, M. (2019c). Teknologi pembenihan ikan gabus (Channa striata). Ruaya, 7(2), 21–25. https://dx.doi.org/10.29406/jr.v7i2.1312
Muslim, M., Sasanti, A. D., & Apriana, A. (2019). Pengaruh lama perendaman hormon tiroksin terhadap pertumbuhan larva ikan gabus (Channa striata). Journal of Aquaculture Science, 4(1), 1–11. https://doi.org/10.31093/joas.v4i1.63
Parameswari, W., Sasanti, A. D., & Muslim, M. (2013). Populasi bakteri, histologi, kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus (Channa striata) yang dipelihara dalam media dengan penambahan probiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 76–89.
Pasaribu, A. F., Muslim, M., & Syaifudin, M. (2019). Pengaruh lama waktu perendaman dalam larutan tiroksin terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan gabus (Channa striata). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 7(1), 25–33.
Resfiza, R., Muslim, M., & Sasanti, A. D. (2014). Perbedaan jumlah kromosom ikan toman (Channa micropeltes) dengan ikan serandang (Channa pleuropthalmus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2), 125–134.
Sakuro, B. A., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2016). Rangsangan pemijahan ikan gabus (Channa striata) menggunakan ekstrak hipofisa ikan gabus. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1), 91–102.
Saputra, A., Muslim, M., & Fitriani, M. (2015). Pemijahan ikan gabus (Channa striata) dengan rangsangan hormon gonadotropin sintetik dosis berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 1–9.
Saputra, W. A., Muslim, M., & Sasanti, A. D. (2014). Perbedaan jumlah kromosom ikan gabus (Channa striata) dari rawa dataran rendah, dataran tinggi dan pasang surut. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1), 67–77.
Trisna, D. E., Dwi, S. A., & Muslim, M. (2013). Populasi bakteri, kualitas air media pemeliharaan dan histologi benih ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berprobiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 90–102.
Zultamin, Z., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2014). Pematangan gonad ikan gabus betina (Channa striata) menggunakan hormon human chorionic gonadotropin dosis berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2), 162–174.


Minggu, 30 September 2018

Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar


Daftar pustaka tentang ikan betok (Anabas testudineus)

Burmansyah, B., Muslim, M., & Fitrani, M. (2013). Pemijahan ikan betok (Anabas testudineus) semi alami dengan sex ratio berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 23–33.
Fitrani, M., Muslim, M., & Jubaedah, D. (2011). Ekologi ikan betok (Anabas testudineus) di perairan rawa banjiran indralaya. Agria, 7(1), 33–39.
Muslim, M. (2019b). Teknologi pembenihan ikan betok (Anabas testudineus) (1st ed.; M. Taufik, ed.). Bandung: PT. Panca Terra Firma.
Pebriyanti, M. F., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2015). Pertumbuhan larva ikan betok (Anabas testudineus) yang direndam dalam larutan hormon tiroksin dengan konsentrasi dan lama waktu perendaman yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 46–57.
Putri, D. A., Muslim, M., & Fitrani, M. (2013). Persentase penetasan telur ikan betok (Anabas testudineus) dengan suhu inkubasi yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2), 184–191.
Rahmi, A., Helmizuryani, H., & Muslim, M. (2012). Pemeliharaan ikan betok (Anabas testudineus) dengan pemberian pakan yang berbeda. Fiseries, 1(1), 15–19.
Sari, R. M., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2015). Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus) pada berbagai periode pergantian jenis pakan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1),70 - 81.

Violita, V., Muslim, M., & Fitrani, M. (2019). Derajat penetasan dan lama waktu menetas embrio ikan betok (Anabas testudineus) yang diinkubasi pada media dengan pH berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 11(1), 21–27.

My Poster


Sabtu, 17 Maret 2018

Daftar Pustaka


Trisna, D. E., Dwi, S. A., & Muslim, M. (2013). Populasi bakteri, kualitas air media pemeliharaan dan histologi benih ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berprobiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 90–102.
Violita, V., Muslim, M., & Fitrani, M. (2019). Derajat penetasan dan lama waktu menetas embrio ikan betok (Anabas testudineus) yang diinkubasi pada media dengan pH berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 11(1), 21–27.
Zultamin, Z., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2014). Pematangan gonad ikan gabus betina (Channa striata) menggunakan hormon human chorionic gonadotropin dosis berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2), 162–174.
Sakuro, B. A., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2016). Rangsangan pemijahan ikan gabus (Channa striata) menggunakan ekstrak hipofisa ikan gabus. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1), 91–102.
Saputra, A., Muslim, M., & Fitriani, M. (2015). Pemijahan ikan gabus (Channa striata) dengan rangsangan hormon gonadotropin sintetik dosis berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 1–9.
Saputra, W. A., Muslim, M., & Sasanti, A. D. (2014). Perbedaan jumlah kromosom ikan gabus (Channa striata) dari rawa dataran rendah, dataran tinggi dan pasang surut. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1), 67–77.
Sari, R. M., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2015). Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus) pada berbagai periode pergantian jenis pakan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1),70 - 81.
Septerisno, A., Muslim, M., & Khotimah, K. (2015). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva tambakang (Helostoma temmincki) direndam dalam hormon tiroksin dengan lama perendaman berbeda. Fiseries, 4(1), 7–12.

Daftar Pustaka


Rahmi, A., Helmizuryani, H., & Muslim, M. (2012). Pemeliharaan ikan betok (Anabas testudineus) dengan pemberian pakan yang berbeda. Fiseries, 1(1), 15–19.
Resfiza, R., Muslim, M., & Sasanti, A. D. (2014). Perbedaan jumlah kromosom ikan toman (Channa micropeltes) dengan ikan serandang (Channa pleuropthalmus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2), 125–134.
Sakuro, B. A., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2016). Rangsangan pemijahan ikan gabus (Channa striata) menggunakan ekstrak hipofisa ikan gabus. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1), 91–102.
Saputra, A., Muslim, M., & Fitriani, M. (2015). Pemijahan ikan gabus (Channa striata) dengan rangsangan hormon gonadotropin sintetik dosis berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 1–9.
Saputra, W. A., Muslim, M., & Sasanti, A. D. (2014). Perbedaan jumlah kromosom ikan gabus (Channa striata) dari rawa dataran rendah, dataran tinggi dan pasang surut. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1), 67–77.
Sari, R. M., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2015). Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus) pada berbagai periode pergantian jenis pakan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1),70 - 81.
Septerisno, A., Muslim, M., & Khotimah, K. (2015). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva tambakang (Helostoma temmincki) direndam dalam hormon tiroksin dengan lama perendaman berbeda. Fiseries, 4(1), 7–12.

Daftar Pustaka


Muslim, M. (2019a). Pematangan gonad, pemijahan, penetasan telur dan perawatan larva ikan gabus (Channa striata). Pena Akuatika, 18(2), 1–12. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31941/penaakuatika.v18i2.732
Muslim, M. (2019b). Teknologi pembenihan ikan betok (Anabas testudineus) (1st ed.; M. Taufik, ed.). Bandung: PT. Panca Terra Firma.
Muslim, M. (2019c). Teknologi pembenihan ikan gabus (Channa striata). Ruaya, 7(2), 21–25. https://dx.doi.org/10.29406/jr.v7i2.1312
Muslim, M., Sasanti, A. D., & Apriana, A. (2019). Pengaruh lama perendaman hormon tiroksin terhadap pertumbuhan larva ikan gabus (Channa striata). Journal of Aquaculture Science, 4(1), 1–11. https://doi.org/10.31093/joas.v4i1.63
Muslim, M., Zairin, M. J., Suprayudi, M. A., Alimuddin, A., Boediono, A., & Diatin, I. (2019). Adaptasi ikan sepatung (Pristolepis grootii) dalam wadah budidaya. Ponorogo, Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.

Muslim, M., Sahusilawane, H.A., Heltonika, B., Rifai, R., Wardhani, W.W., Harianto, E. (2019). Mengenal ikan sepatung (Pristolepis grootii), spesies asli Indonesia, kandidat komoditi akuakultur. Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau, 4(2): 40-45. http://dx.doi.org/10.33087/akuakultur.v4i2.52

Parameswari, W., Sasanti, A. D., & Muslim, M. (2013). Populasi bakteri, histologi, kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus (Channa striata) yang dipelihara dalam media dengan penambahan probiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 76–89.
Pasaribu, A. F., Muslim, M., & Syaifudin, M. (2019). Pengaruh lama waktu perendaman dalam larutan tiroksin terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan gabus (Channa striata). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 7(1), 25–33.
Pebriyanti, M. F., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2015). Pertumbuhan larva ikan betok (Anabas testudineus) yang direndam dalam larutan hormon tiroksin dengan konsentrasi dan lama waktu perendaman yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 46–57.
Putri, D. A., Muslim, M., & Fitrani, M. (2013). Persentase penetasan telur ikan betok (Anabas testudineus) dengan suhu inkubasi yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2), 184–191.

Daftar Pustaka


Muslim, M. (2006). Aktivitas penangkapan ikan tapah (Wallago sp) di sungai batanghari leko musi banyuasin. Agria, 1(2), 117–119.
Muslim, M. (2006). Potensi, peluang dan tantangan budidaya ikan gabus (Channa striata) di propinsi sumatera selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IV, 7–12. Palembang: Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Muslim, M. (2007a). Jenis-jenis ikan rawa yang bernilai ekonomis. Masa, 14(1), 56–59.
Muslim, M. (2007b). Tingkat kematangan gonad (tkg) ikan gabus (Channa striata Blkr) di rawa sekitar sungai kelekar. Agria, 3(2), 25–27.
Muslim, M. (2012). Perikanan rawa lebak lebung sumatera selatan (1st ed.). Palembang: Unsri Press.
Muslim, M., & Syaifudin, M. (2012). Domestikasi calon induk ikan gabus (Channa striata) dalam lingkungan budidaya (kolam beton). Majalah Ilmiah Sriwijaya, 22(15), 20–27.
Muslim, M. (2017a). Budidaya ikan gabus (Channa striata) (1st ed.). Palembang: Unsri Press.
Muslim, M. (2017b). Pemijahan ikan gabus (Channa striata) secara alami dan semi alami. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1), 25–32.
Muslim, M., & Yonarta, D. (2017). Penetasan telur ikan gabus (Channa striata) dalam media inkubasi dengan lama pemberian oksigen berbeda. Jurnal Perikanan Tropis, 4(1), 185–197.
Muslim, M., Fitrani, M., & Afrianto, A. M. (2018). The effect of water temperature on incubation period, hatching rate, normalities of the larvae and survival rate of snakehead fish Channa striata. Aquacultura Indonesiana, 19(2), 90–94. https://doi.org/10.21534/ai.v19i2.122

Daftar Pustaka


Altiara, A., Muslim, M., & Fitrani, M. (2016). Persentase penetasan telur ikan gabus (Channa striata) pada pH air yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2), 140–151.
Al-Fathansyah, A., Muslim, M., & Khotimah, K. (2015). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva gabus (Channa striata) yang direndam dalam larutan ekstrak hipofisa toman (Channa micropeltes). Fiseries, 4(1), 1–6.
Burmansyah, B., Muslim, M., & Fitrani, M. (2013). Pemijahan ikan betok (Anabas testudineus) semi alami dengan sex ratio berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 23–33.
Etika, D., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2013). perkembangan diameter telur ikan betok (Anabas testudineus) yang diberi pakan diperkaya vitamin e dengan dosis berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 18(2), 26–36.
Fitrani, M., Muslim, M., & Jubaedah, D. (2011). Ekologi ikan betok (Anabas testudineus) di perairan rawa banjiran indralaya. Agria, 7(1), 33–39.
Hidayatullah, S., Muslim, M., & Taqwa, F. H. (2015). Pendederan larva ikan gabus (Channa striata) di kolam terpal dengan padat tebar berbeda. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 20(1), 61–70.
Joko, J., Muslim, M., & Taqwa, F. H. (2013). Pendederan larva ikan tambakan (Helostoma temmincki) dengan padat tebar berbeda. Jurnal Perikananan dan Kelautan, 18(1), 59–67.
Mariska, A., Muslim, M., & Fitrani, M. (2013). Laju penyerapan kuning telur tambakan (Helostoma temminckii c.v) dengan suhu inkubasi berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 34–45.
Muslim, M. (2004). Jenis jenis alat tangkap ikan tradisional di perairan sungai penukal kabupaten muara enim sumatera selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum I, 230–239. Palembang: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Muslim, M. (2005a). Aktivitas penangkapan dan perdagangan ikan hias botia (Botia macrachanta Blkr) di sungai penukal kabupaten muara enim sumatera selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, 3(1), 53–58.