Rabu, 12 Agustus 2020

Juara (Pangasius polyuranodon)

Secara taksonomi, ikan juara termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Siluriformes, Family Pangasidae, Genus Pangasius,  Spesies Pangasius polyuranodon. Ikan juara secara sepintas sangat mirip dengan ikan patin. Perbedaannya dapat dilihat dari bentuk tubuh ikan juara lebih panjang dan ramping, bentuk kepala dan ekornya juga sedikit berbeda dengan ikan patin. Ukuran ikan juara dapat mencapai 5 kg per ekor. Ikan ini ditemukan di sungai. Ikan ini ditemukan di sungai-sungai besar di Sumatera dan Kalimantan. Ikan juara termasuk jenis ikan omnivora, pemakan tumbuhan dan hewan. Ikan ini berkembangbiak dengan cara bertelur. Musim pemijahan ikan ini pada saat musim penghujan. Penangkapan ikan ini menggunakan pancing dan jaring insang dan jaring hanyut.  Umpan yang digunakan untuk memancing ikan juara dapat berupa cacing, roti atau umpan buatan. Menu masakan ikan Juaro yang paling terkenal pindang juara, juara bakar dan juara goreng. Ikan ini juga banyak dijadikan ikan asin dan ikan asap. Penelitian dasar mengenai ikan juara sudah ada, namun penelitian lebih lanjut mengenai aspek domestikasi ikan ini belum dilakukan. Ikan ini satu genus dengan ikan patin (Pangasius djambal), jadi kemungkinan karakteristik biologinya hampir sama dengan ikan patin. Budidaya ikan ini belum dilakukan. Pamor ikan juara terkalahkan oleh ikan patin. Ikan juara memiliki kelebihan disbanding ikan patin, yakni bentuk tubuh ikan juara lebih panjang dari ikan patin, tekstur daging ikan juara lebih kenyal, kandungan minyaknya lebih sedikit. Jadi ikan ini memiliki potensi untuk dikawinsilangkan (crossbreeding) dengan ikan patin. 

Pustaka:

Muslim, M., Heltonika, B., Sahusilawane, H.A., Wardani, W.W., & Rifai, R. (2020). Ikan lokal perairan tawar indonesia yang prospektif dibudidayakan. Pena Persada. Purwokerto.

Selasa, 04 Agustus 2020

Karya Seni Perikanan: Pohon Ikan

Jalai (Channa maruliodes)

Secara taksonomi, ikan jalai termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Perciformes, Family Channidae, Genus Channa, Spesies Channa maruliodes. Bentuk tubuh ikan jalai bulat panjang. Memiliki sirip punggung, sepasang sirip dada dan sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Warna tubuh kuning dan hitam dan mimiliki motif batik pada bagian tubuh ikan. Warna mata ikan jalai kuning bagian tengah hitam. Sirip punggung, sirip dada dan sirip anus ikan ini lebih lebar dibandingkan sirip ikan sekerabat (gabus dan toman). Ukuran panjang dan bobot ikan jalai bisa lebih panjang dan besar dibandingkan ikan toman. Habitat ikan jalai di perairan tawar yakni sungai dan rawa-rawa. Ikan jalai ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera Selatan, ikan ini ditemukan di perairan rawa banjiran yang disebut lebak lebung. Ikan jalai termasuk jenis ikan karnivora/pemakan daging. Jenis makanan ikan ini ikan, kodok, serangga air, moluska dan hewan air lainnya. Ikan jalai bereproduksi dengan cara bertelur. Musim pemijahan di alam pada saat musim penghujan. Jumlah telur ikan ini tidak sebanyak jumlah telur ikan gabus (Channa striata), kemungkinan ini salah satu penyebab populasi ikan ini di alam tidak sebanyak ikan gabus atau ikan lain yang sekerabat. Penelitian ilmiah mengenai ikan ini belum temukan. Penelitian dasar mengenai ikan ini segera dilakukan, antara lain aspek biologi meliputi morfometrik dan meristik, pakan dan kebiasaan makan, reproduksi, lingkungan habitat hidupnya. Ikan ini juga segera dilakukan domestikasi untuk mencegah kepunahannya. Dengan adanya domestikasi, selain mencegah punah, dapat dijadikan komoditi budidaya. Ikan ini memiliki motif warna yang menarik, berpotensi dijadikan ikan hias. Selain itu, kemungkinan ikan ini juga mengandung albumin yang tinggi melebihi kandungan albumin pada ikan gabus (Channa striata).

Pustaka:

Muslim, M., Heltonika, B., Sahusilawane, H.A., Wardani, W.W., & Rifai, R. (2020). Ikan lokal perairan tawar indonesia yang prospektif dibudidayakan. Pena Persada. Purwokerto.


Bujuk (Channa lucius)

Bentuk tubuh ikan bujuk memanjang, memiliki sirp punggung, dada, perut, anus, dan ekor. Memiliki sisik. Berwarna coklat, memiliki pola motif warna. Bentuk ekor membulat. Ukuran bobot tubuh ikan betutu dapat mencapai 500 gram per ekor. Ikan bujuk termasuk kelompok ikan labirinci, memiliki alat bantu pernafasan. Habitat utama ikan bujuk adalah rawa rawa banjiran dan rawa gambut. Ikan ini lebih menyukai perairan rawa dengan tingkat keasaman air rendah (<4), oksigen terlarut rendah (<5), perairan tenang, dangkal, banyak tumbuhan rawa. Di Indonesia, ikan bujuk tersebar di pulau Sumatera dan  Kalimantan. Ikan ini termasuk jenis ikan karnivora. Jenis makanan berupa anak-anak ikan, udang, serangga (lipas), anak kodok. Ikan bujuk berkembangbiak dengan cara bertelur. Fisiologi  reproduksi ikan bujuk berbeda dengan ikan gabus kerabat dekatnya. Jumlah telur ikan bujuk lebih sedikit dibandingkan ikan gabus.  Penelitian dasar meliputi berbagai aspek biologi dan ekologi ikan ini sangat diperlukan. Penangkaran dalam wadah budidaya dalam rangka untuk domestikasi juga sangat diperlukan. Ikan ini memiliki prospek dibudidayakan, mengingat ikan ini ikan konsumsi yang sudah popular di masyarakat, dengan harga yang tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan ini juga dijadikan ikan hias. Ikan ini mudah beradaptasi dalam wadah budidaya, tahan terhadap lingkungan air yang asam dan oksigen terlarut rendah. 

Pustaka:

Muslim, M., Heltonika, B., Sahusilawane, H.A., Wardani, W.W., & Rifai, R. (2020). Ikan lokal perairan tawar indonesia yang prospektif dibudidayakan. Pena Persada. Purwokerto.