Kamis, 29 Oktober 2020
Beda Ikan Sepat Jantan dan Betina
Rabu, 28 Oktober 2020
Kamis, 08 Oktober 2020
Tapah rawa (Wallago attu)
Secara taksonomi, ikan tapah rawa
termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Siluriformes, Family
Siluridae, Genus Wallago, Spesies Wallago
attu.
Pustaka:
Senggaringan (Mystus negriceps)
Secara taksonomi, ikan senggaringan (ingir-ingir) termasuk Phylum Chordata, Kelas Pisces, Sub Kelas Teleostei, Ordo Ostariophysi, Family Bagridae, Genus Mystus, Spesies Mystus negriceps. Ikan senggaringan memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Sirip punggung memiliki duri keras. Duri keras pada siri dada ikan senggaringan bermodifikasi menjadi patil. Ikan ini sangat mirip dengan ikan baung, yang memebdakannya adalah memiliki sirip lemak (adipose fin) yang panjang dari belakang sirip punggung hingga pangkal ekor. Memiliki sungut yang panjang. Ikan ini tidak bersisik. Ikan baung hidup di perairan tawar. Habitat utama ikan senggaringan adalah di sungai. Penyebaran ikan ini di Indonesia meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Ikan senggaringan termasuk ikan pemakan daging (karnivora). Namun dalam pemeliharaan ikan senggaringan dapat menerima pakan buatan (pellet). Ikan senggaringan bereproduksi dengan cara bertelur. Penangkapan ikan senggaringan menggunakan alat tangkap berupa pancing, tajur (pancing yang diberi gagang bamboo dipasang secara satu per satu), rawai (pancing yang diberi tali memancang, banyak mata pancing, dipasang di tepi sungai), pengilar (alat perangkap), kerung (perangkap ikan dari jarring nilon yang di pasang di tepi sungai), empang (alat perangkap ikan terbuat dari bilah bambu, dipasang di muara/tepi sungai), tebat (alat perangkap ikan yang dipasang melintang sungai), tuguk (alat perangkap ikan seperti tebat tapi ukuran tuguk lebih besar di pasang pada sungai yang lebih besar) dan sebagainya. Penangkapan ikan senggaringan menggunakan umpan ikan hidup berupa anak-anak ikan kecil. Ikan ini sangat cocok dimasak menjadi menu pindang (menu masakan berkuah seperti sup ikan), asam pedas, pindang tempoyak (tempoyak, daging durian yang difermentasi), gulai kuah kuning, brengkes (pepes ikan), goreng dan panggang (dibakar dengan bara api), salin itu juga dibuat sebagai ikan salai/asap. Ikan senggaringan merupakan salah satu jenis ikan bernilai ekonomi tinggi di Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Harga ikan senggaringan berkisar Rp. 50.000-80.000 per kg. Penelitian dasar ikan senggaringan sudah banyak dilakukan. Penelitian pengembangbiakan ikan ini juga sudah banyak dilakukan. Penelitian lebih lanjut mengenai teknis peningkatan produksi benih masih sangat diperlukan. Penelitian aspek pembesaran ikan senggaringan juga masih sangat diperlukan. Ikan ini memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi komoditi budidaya.
Pustaka: