Secara taksonomi, ikan tapah rawa
termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Siluriformes, Family
Siluridae, Genus Wallago, Spesies Wallago
attu. Karena hidup di rawa-rawa, kondisi airnya berwarna hitam, terutama
rawa gambut, maka warna ikan ini juga berwarna hitam. Berbeda dengan jenis
tapah sungai berwarna kekuning-kuningan. Ukuran tapah rawa lebih kecil (< 10
kg/ekor) dibandingkan ikan tapah sungai dapat mencapai > 10 kg/ekor. Habitat ikan ini adalah di rawa-rawa. Penyebaran ikan ini di
Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera ikan ini tersebar di Sumatera Selatan,
Jambi, Riau, Bangka Belitung dan Lampung. Ikan ini termasuk kelompok ikan karnivora. Ikan tapah berkembangbiak dengan cara
bertelur. Dengan bobot siap reproduksi atau menjadi induk di atas 2 kg. Alat tangkap ikan ini berupa jaring, menteban (perangkap), atau tajur
(jenis pancing) dengan umpan ikan kecil. Rasa dagingnya sangat enak, menu masakan ikan ini antara lain bakar,
goreng, pindang dan brengkes. Ikan tapah bernilai ekonomi tinggi.
Harga ikan tapah mencapai Rp. 100.000 per kg. Penelitian dasar mengenai ikan tapah
belum banyak. Penelitian lebih lanjut berbagai aspek biologi, ekologi dan
fisiologi ikan ini sangat penting dilakukan. Penelitian domestikasi menuju
pembudidayaan ikan ini juga sangat penting dilakukan. Ikan tapah sangat prospektif
fikembangkan menjadi komoditi budidaya. Ikan ini memiliki nilai jual tinggi,
konsumennya banyak, menu masakan dan olahan ikan ini juga beragam.
Pustaka:
Muslim, M., Heltonika, B., Sahusilawane, H.A., Wardani, W.W., & Rifai, R. (2020). Ikan lokal perairan tawar indonesia yang prospektif dibudidayakan. Pena Persada. Purwokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar