Selasa, 20 Desember 2022
Rabu, 14 Desember 2022
Ikan Lambak (Labiobarbus ocellatus)
Senin, 07 November 2022
Dukang fish (Bagroides melapterus) mucus as a traditional medicine for the community of the Pegagan Ilir ethnic, Ogan Ilir Regency, South Sumatra Province, Indonesia
Minggu, 06 November 2022
Ikan Ambut
Rabu, 05 Oktober 2022
Sabtu, 03 September 2022
Botia (Chromobotia macracanthus)
Pustaka:
Balashark (Balantiocheilos melanopterus)
Secara taksonomi, ikan punting anyut termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cypriniformes, Family Cyprinidae, Genus Balantiocheilos, Spesies Balantiocheilos melanopterus.
Pustaka:
Ikan Labeo (Labeobarbus sp)
Seluang kuring (Rasbora sp)
Sihitam (Labeo chrysophekadion)
Secara taksonomi, ikan sihitam termasuk Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Perciformes, Family Cyprinidae, Genus Labeo, Spesies Labeo chrysophekadion. Bentuk badan panjang dan lebar. Memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Ikan sihitam adalah nama lokal ikan ini. Secara nasional ikan ini disebut ikan si hitam. Nama ikan ini diambil dari warna tubuh ikan ini secara keseluruhan berwarna hitam. Ikan ini banyak ditemukan di DAS Musi bagian tengah. Habitat ikan ini di sungai-sungai. Penyebarannya meliputi pulau Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini termasuk jenis ikan pemakan tumbuhan (herbivora). Ikan ini bereproduksi dengan cara bertelur. Alat tangkap ikan ini umumnya menggunakan pancing, jaring, empang dan tangkul. Ikan ini lebih populer sebagai ikan hias. Di kalangan penghobi ikan hias, ikan ini sangat digemari, karena selain warna tubuhnya yang unik, tingkah laku ikan ini dalam akurium damai, dengan bentuk sirip yang selalu mengembang saat berenang. Saat ini, ikan ini dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi dengan harga berkisar Rp. 5.000-10.000 per kg. Penelitian dasar mengenai aspek biologi dan ekologi ikan ini masih sangat jarang, sehingga masih sangat diperlukan. Penelitian lebih lanjut, upaya penjinakan dan pembudidayaan ikan juga sangat penting dilakukan. Ikan ini prospektif dikembangkan menjadi komoditi budidaya sebagai ikan hias.
Jumat, 24 Juni 2022
PENGELOLAAN DAN ANALISA FINANSIAL PRODUKSI PEMBESARAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei
ABSTRAK
Teks lengkapUdang vaname Litopenaeus vannamei merupakan salah satu produk andalan ekspor Indonesia, dan Amerika Serikat merupakan negara terbesar yang mengimpor udang vaname dari Indonesia dengan jumlah 77.000 ton. Volume ekspor udang pada tahun 2015-2017 mengalami peningkatan, pada tahun 2015 sebanyak 124.000 ton, tahun 2016 sebanyak 131.000 ton, dan tahun 2017 sejumlah 138.000 ton, sementara permintaan udang dunia pada tahun 2018 tercatat mencapai 4.000.000 ton. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan dan analisa finansial kegiatan pembesaran udang vaname, sehingga diperoleh gambaran menyeluruh dalam rangka optimalisasi produksi yang sedang dijalankan. Metode studi yang digunakan adalah metode deskriptif dengan mengumpulkan data primer serta data sekunder. Dalam studi pembesaran udang vaname, proses pemeliharaan dimulai dari penebaran benur stadia post larva 8-10 di tambak pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan selama 90 hari dengan rata-rata padat tebar 168 ekor m-1 , survival rate (SR) rata-rata sebesar 95 % dan pertumbuhan harian sekitar 0,31 g hari-1 . Berdasarkan hasil studi, bahwa kegiatan pembesaran udang vaname selama satu tahun dapat mencapai 3 siklus, dan dalam satu tahun menghasilkan total panen sebesar 243.977,4 kg. Hasil analisa finansial dalam kegiatan pembesaran selama satu tahun, diperoleh keuntungan sejumlah Rp 6.651.731.962, RC-1 rasio 1,72, PP 4,9, HPP Rp 37.736, BEP produksi sebanyak 46.431 kg dan BEP rupiah sebesar Rp 4.964.246.351.
Minggu, 01 Mei 2022
Teknologi Pembenihan Abalon Haliotis squamata Untuk Meningkatkan Produksi Budidaya Secara Berkelanjutan
Abstract
Budidaya Ikan Gurami Osphronemus gourami: Teknis Pembenihan dan Analisa Kelayakan Usaha
Abstrak.
Ikan gurami Osphronemus gouramy merupakan komoditas perikanan budidaya yang hidup di perairan tawar dan tergolong dalam perairan tenang. Kegiatan kajian teknis budidaya dilaksanakan di Unit Kerja Budidaya Air Tawar Sendangsari, Yogyakarta yang bertujuan untuk mengkaji secara teknis dan ekonomi kegiatan budidaya ikan gurami agar informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pembudidaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan budidaya ikan gurami. Kegiatan pembenihan menggunakan rasio pemijahan jantan dan betina 1:3 secara alami. Kegiatan pembenihan menghasilkan fekunditas (FR) 81.08%, derajat penetasan telur (HR) 90.02%, tingkat kelangsungan hidup (SR) larva 71.74%, dan SR benih 82%. Benih yang dijual berukuran 4-6 cm/ekor ke pembudidaya gurami di daerah sekitar Sendangsari, Yogyakarta.
Full text:http://jbdp.unbari.ac.id/index.php/AKUAKULTUR/article/view/121
Jumat, 22 April 2022
Pematangan gonad, pemijahan, penetasan telur dan perawatan larva ikan gabus (Channa striata)
Abstrak
Ikan gabus (Channa
striata) adalah salah satu jenis ikan perairan umum tawar dengan nilai
ekonomi tinggi. Selain sebagai bahan pangan (konsumsi), ikan ini juga sebagai
sumber albumin untuk industri farmasi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
industri terhadap ikan ini masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam.
Pembudidayaan ikan gabus di Indonesia belum ada karena belum tersedia paket
teknologinya. Penelitian untuk membenihkan ikan gabus di Indonesia sudah mulai
dilakukan. Pematangan gonad menggunaan hormon human chorionic gonadotropin dosis 300 internasional unit, menghasilkan
gonadosomatic index sebesar
2,87-11,54%. Pemijahan semi alami dapat mempercepat waktu latensi, suhu inkubasi
28oC daya tetas telur sebesar 86,33%, padat tebar larva pada media
pemeliharaan 2 ekor/L menghasilkan survival
rate sebesar 63,83%.
Senin, 18 April 2022
DNA authentication of asian redtail catfish Hemibagrus nemurus from musi and penukal river, south sumatra indonesia
Abstrak
Asian Redtail Catfish (Hemibagrus nemurus) is highly economic important catfish in South Sumatra. Investigating DNA authentication is of importance for species conservation and breeding selection. Cytochrome C Oxidase subunit I is one of mitochondrial DNA markers used for species barcoding in freshwater, brackishwater and marine fish. This research aims to explore the use of COI gene for species barcoding, constructing phylogenetic tree of Asian Redtail Catfish (ARC). The methods used in the research consisted of DNA extraction, PCR (Polymerase Chain Reaction) amplification and sequencing mtDNA COI gene of ARC obtained from Musi and Penukal Rivers (South Sumatra). A 572 and 596 base pairs of partial coding sequences were obtained representing each river. Phylogenetic analyses indicated that ARC was at the same cluster from Bagridae family, and different cluster from others catfish, Pangasius sp and Oreochomis niloticus. Further study using more species of Bagridae and habitat are needed to investigate the diversity of DNA from South Sumatra water resources
full text: https://www.genaqua.org/uploads/pdf_7.pdf
Minggu, 17 April 2022
DNA barcodes and phylogenetic of striped snakehead and ocellated snakehead fish from South Sumatra, Indonesia.
Abstract.
This research aimed to identify the sequences of cytochrome c oxidase subunit I gene mitochondrial DNA (COI mtDNA), to construct a phylogenetic tree of striped snakehead (Channa striata) and ocellated snakehead (Channa pleuropthalma), and to measure water quality of Kelekar River, Indralaya, Ogan Ilir District and Danau Burung Besar River, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) District in South Sumatra, Indonesia. The research procedures consisted of DNA isolation, amplification by PCR (Polymerase Chain Reaction) and sequencing of fragment COI mtDNA. The length of nucleotide was 604 bp for striped snakehead and 587-604 bp for ocellated snakehead. Optimum annealing temperature was 500C for 15 seconds with 30 cycles. The result of BLAST analysis showed that striped snakehead from Kelekar and Danau Burung Besar River had 100% identity to striped snakehead from Java-Bali and furthest (97%) with striped snakehead from India. Ocellated snakehead had 100% similarity with the same species from Musi Banyuasin and Banjarmasin; and furthest (83%) with Channa limbata from Myanmar. Water quality in Kelekar River were temperature 31-31.6 0C, pH 4.76-4.96, dissolved oxygen 2.7-3.0 mg/L, ammonia <0.009 mg/L, total alkalinity 20 mg/L, and turbidity 62.5-63 cm. Meanwhile in Danau Burung Besar River showed temperature (29.3-30.7 0C), pH (3.6-6.7), dissolved oxygen (1.31-3.76 mg/L), ammonia (0.17-0.20 mg/L), and turbidity (50-90 cm).
Selasa, 22 Maret 2022
Perkembangan gonad ikan betok (Anabas testudineus) betina yang diinduksi ekstrak hipofisa sapi
ABSTRAK
Ikan betok (Anabas testudineus) merupakan salah satu jenis ikan lokal Indonesia yang prospektif dibudidayakan. Ketersediaan induk yang matang gonad untuk usaha pembenihan masih menjadi kendala. Tujuan penelitian ini adalah memacu perkembangan gonad ikan betok (Anabas testudineus) betina. Metode penelitian mengggunakan rancangan acak lengkap, empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan dosis ektrak hipofisa yakni 0,0; 0,1; 0,3; 0,6 ml/kg. Penyuntikan ekstrak hipofisa secara intramuscular. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyuntikan ekstrak hipofisa sapi dosis 0.3 ml/kg, menghasilkan performance perkembangan gonad terbaik, dimana diameter telur sebesar 0,808 mm, gonado somatik indeks sebesar 7,12%, hepato somatik indeks sebesar 2,05%, dan fekunditas yang dihasilkan sebanyak 7898 butir telur. Parameter kualitas air selama pemeliharaan ikan berada dalam kisaran yang baik untuk perkembangan gonad ikan betok.
Sabtu, 12 Maret 2022
Length-weight relationship and environmental parameters of Indonesian leaffish (Pristolepis grootii, Bleeker 1852) in Kelekar river, South Sumatera, Indonesia
Abstract
Kamis, 10 Maret 2022
Teknik pembenihan ikan patin siam Pangasius hypophthalmus Menggunakan hormon untuk menghasilkan benih berkualitas
ABSTRAK
Ikan patin siam Pangasius hypophthalmus merupakan salah satu komoditas air tawar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dagingnya memiliki tekstur yang lembut dan citra rasa yang enak, sehingga diminati oleh banyak masyarakat di Indonesia. Ikan ini juga relative mudah dibudidayakan dan dapat dipelihara pada kondisi perairan dengan kadar oksigen terlarut yang rendah. Dalam rangka menjamin ketersediaan induk ikan patin siam yang cukup dan berkualitas baik, diperlukan penerapan teknologi pengembangbiakan ikan dengan memanfaatkan stimulasi eksternal hormon yang mengarah kepada efisiensi, efektivitas serta kepraktisan dalam penggunaannya. Dalam studi ini digunakan jenis hormon ovaprim untuk merangsang dan memacu hormone gonadothropin pada tubuh ikan sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat fekunditas rata-rata yang diperoleh sebesar 87,38%, HR rata-rata mencapai 88,73%,dan sintasan benih rata-rata 43,07%.Kajian teknis pembenihan ikan patin siam ini diharapkan dapat mendiseminasikan teknis budidaya ikan ini agar informasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan referensi para pelaku usaha budidaya ikan patin siam untuk dapat mengelola usahanya secara praktis, ekonomis dan berkelanjutan
Rabu, 02 Maret 2022
Jenis-Jenis Ikan Indonesia yang Kritis dan Terancam Punah
ABSTRACT
Variasi Warna, Morfologi dan Karakterisitk Habitat Lokasi Penangkapan Ikan Sepatung (Pristolepis)
ABSTRAK
Indonesia memiliki sumberdaya ikan sangat beragam yang dapat dikembangkan menjadi komoditi budidaya perikanan. Salah satu jenis ikan yang layak untuk dikembangkan adalah ikan sepatung (Pristolepis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi warna, morfologi dan karakteristik habitat ikan sepatung. Metode pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap ikan tradisonal berupa jaring insang, pancing, bubu dan empang. Hasil sampling ditemukan 5 jenis ikan sepatung (Pristolepis) dengan fenotif berbeda. Warna tubuh: coklat-kuning, coklat kehitaman, hitam kekuningan, dan hitam. Jumlah jari-jari pada sirip: punggung (D.XII-XIV. 14-16), ekor (C.20-21), anal (A. III.8-9). Habitat:sungai utama, anak sungai, rawa banjiran, rawa gambut. Air: berarus-tidak berarus. Dasar perairan: berlumpur, berpasir, bergambut. Kualitas air: suhu (25-31 oC), oksigen terlarut (1,36-6,46mg/L), ammonia (0,000-0,214mg/L), alkalinitas (4-63mg/L).
Full text, klik disini:
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JR/article/view/2878
Minggu, 27 Februari 2022
Biodiversity of Freshwater Fish in Kelekar Floodplain Ogan Ilir Regency in Indonesia
Abstract
The purpose of this study is to investigate fish biodiversity in the Kelekar floodplain. The study is explorative, with the determination of observation stations and with purposive sampling methods. Fishes were captured approximately 1.509 individuals consisting of 17 families and 24 species. The Shannon-Weiner diversity index was 2.394; 2.691; and 2.183 for station 1, 2, and 3, respectively. The Evenness index was 0.764; 0.871; and 0.806 for station 1, 2, and 3, respectively, meanwhile the highest value of Simpson’s dominance index was 0.045. The biodiversity index of the three stations was in the medium category.
Full text klik disini: https://journal.ugm.ac.id/jtbb/article/view/67494
Characterization of genes encoding follicle-stimulating hormone β-subunit (fsh-β) and luteinizing hormone β-subunit (lh-β) from Indonesian leaffish Pristolepis grootii (Bleeker, 1852)
ABSTRACT
The Indonesian leaffish Pristolepis grootii (Bleeker, 1852) is an indigenous fish species. The purpose of this study was to analyze the characteristics of the β-subunit of follicle-stimulating hormone (FSH-β) and the β-subunit of luteinizing hormone (LH-β) of P. grotii. Complementary DNA (cDNA) was synthesized from mRNA that was extracted from P. grootii pituitary glands. Twelve fish were reared in two aquaria and injected with luteinizing hormone-releasing hormone analog (LHRHa) for the analysis of FSH-β and LH-β gene expression. The results showed that P. grootii FSH-β was 227 bp in length, consists of 93 amino acid residues, while LH-β was 300 bp in length and consists of 100 amino acid residues. P. grootii FSH revealed the highest similarity (91%) with climbing perch Anabas testudineus, while LH-β with Betta splendens (90%). Two putative N-glycosylation sites in FSH-β and one site in LH-β were conserved in P. grootii. The expression of FSH-β and LH-β in fish injected with LHRHa was higher than that of LHRHa not injected fish. The ovary of P. grootii had various sizes of oocytes. The injection of LHRHa affected the development of oocytes; there was a trend for higher doses LHRHa to develop oocytes faster. Thus, it is most likely that the isolated genes are FSH-β and LH-β of P. grootii.
Ovary development, FSH and LH genes expression of Indonesian leaffish (Pristolepis grootii) (Bleeker, 1852), injected with luteinizing hormone-releasing hormone analog
ABSTRACT
Indonesian leaffish, Pristolepis grootii (Bleeker, 1852), is an undomesticated freshwater fish species native to the rivers, flooded swamps, and tributaries of Indonesia. The fish is mainly captured for consumption. In order to prevent its extinction and supply its growing demands, the artificial breeding of the fish should be developed. The purpose of this study was to determine the optimum dose of luteinizing hormone-releasing hormone analog (LHRHa) for stimulating the female P. grootii gonadal development at a dosage of 0, 1, 10, and 50 µg kg-1 of fish. Female fish (20.0 ± 0.6 g) were adapted for 30 days in the rearing environment and then separated into 12 aquariums with six fish per aquarium. Fish were then reared for another 21 days and fed with Tubifex sp. The LHRHa injection was conducted twice on day-7 and 14. Fish bodyweight, gonadosomatic index, gonad histology, blood estradiol-17β, and FSH-β and LH-β gene expression were evaluated at day 0, 7, 14, and 21. The results showed that the injection of the LHRHa hormone stimulated the development of fish gonads and was better achieved with a higher concentration of LHRHa. The best treatment was observed by the administration of 50 µg kg-1 of LHRHa that produced the fastest development among all treatments. This study demonstrated that the LHRHa induction could potentially stimulate the gonadal development of the newly domesticated fish. To our knowledge, this is the first study that reported the success of the induction of female gonad development in the Indonesian leaffish P. grooti.
Full text klik disini:
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/iaj/article/view/10073
Rabu, 02 Februari 2022
Kamis, 27 Januari 2022
Rabu, 19 Januari 2022
JENIS-JENIS IKAN INDONESIA YANG KRITIS DAN TERANCAM PUNAH
Indonesia has a high diversity of fish species. Some fish species are critical and endangered. Information on Indonesian native and endemic fish species needs to be disseminated to the public. Such information is available in various sources and is generally in a foreign language. Therefore, the purpose of this research is to inventory and distribute information about several species of fish native to Indonesian public waters that need special attention because they are endangered and critically endangered. Species of fish, especially species that have been critically endangered, do not rule out turning into extinct in the wild (extinct in the wild). The decline in the status of the above from vulnerable (vulnerable) to endangered (endangered) and critical (critically endangered) or even become extinct in the wild (extinct in the wild) caused by various factors, including the existence of fisheries activities that tend to exploit natural resources without offset by conservation activities and increasing pollution of water conditions. With this information it is expected to anticipate the extinction of these species. The study was conducted using the literature study method. Based on the search results, there were 22 endangered fish species and 15 critically endangered fish species. The Indonesian government has designated 20 protected fish species. Domestication of endangered and critical species is urgent to do, to prevent the extinction of these species.