Rabu, 27 Mei 2020

Baung (Hemibagrus nemurus)


Ikan baung memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Sirip punggung memiliki duri keras. Duri keras pada siri dada ikan baung bermodifikasi menjadi patil. Ikan ini memiliki sirip lemak (adipose fin) pada bagian belakang sirip punggung. Memiliki sungut yang panjang. Ikan ini tidak bersisik. Ikan baung hidup di perairan tawar. Habitat utama ikan baung adalah di sungai. Penyebaran ikan ini di Indonesia meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Ikan baung termasuk ikan pemakan daging (karnivora). Namun dalam pemeliharaan ikan baung dapat menerima pakan buatan (pellet). Ikan baung bereproduksi dengan cara bertelur. Secara alami, ikan baung bereproduksi satu kali dalam setahun, pada saat musim penghujan. Saat ini, teknologi manipulasi reproduksi ikan baung sudah dapat dilakukan secara terkontrol di unit pembenihan rakyat, balai benih ikan, balai penelitian perikanan. Penangkapan ikan baung menggunakan alat tangkap berupa pancing, tajur (pancing yang diberi gagang bamboo dipasang secara satu per satu), rawai (pancing yang diberi tali memancang, banyak mata pancing, dipasang di tepi sungai), pengilar (alat perangkap), kerung (perangkap ikan dari jarring nilon yang di pasang di tepi sungai), empang (alat perangkap ikan terbuat dari bilah bambu, dipasang di muara/tepi sungai), tebat (alat perangkap ikan yang dipasang melintang sungai), tuguk (alat perangkap ikan seperti tebat tapi ukuran tuguk lebih besar di pasang pada sungai yang lebih besar) dan sebagainya. Penangkapan ikan baung menggunakan umpan ikan hidup berupa anak-anak ikan kecil, cincangan daging keong rawa/sawah. Penelitian dasar ikan baung sudah banyak dilakukan. Penelitian pengembangbiakan ikan ini juga sudah banyak dilakukan. Penelitian lebih lanjut mengenai teknis peningkatan produksi benih masih sangat diperlukan, terutama untuk mengatasi masalah kanibalisme larva ikan baung. Penelitian aspek pembesaran ikan baung juga masih sangat diperlukan.Ikan baung memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi komoditi budidaya. Secara ekonomi, ikan baung sangat disukai masyarakat, sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, harga jual tinggi, konsumen banyak, dapat diolah menjadi berbagai menu masakan, dapat diawetkan. Secara biologi, ikan ini mudah diadaptasikan dalam lingkungan budidaya, dapat diberi pakan buatan, pertumbuhan relative cepat, ukuran bobot besar, jumlah telur banyak. 



Pustaka:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar