Jumat, 15 Mei 2020

Dukang (Bagroides melapterus)

Ikan dukang/ikan biji duren/baung biji duren secara taksonomi,  termasuk Phylum Chordata, Kelas Teleostei, Ordo Siluformes, Family Bagridae, Genus Bagroides, Spesies Bagroides melapterus. Bentuk badan ikan memanjang dan melebar. Tubuh berwarna kuning dan hitam. Tidak memiliki sisik. Memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Pada sirip punggung dan sirip dada berkembang juri keras menjadi patil. Pada punggung bagian belakang terdapat sirip lemak (adipose fin). Ukuran ikan ini dapat mencapai 500 gram per ekor. Habitat ikan ini di sungai. Mulut ikan ini sangat kecil, tidak seperti ikan baung (kerabatnya). Duri patilnya sangat tajam dan bergerigi. Ikan ini lendirnya sangat tebal, jika membersihkan ikan ini lendir tebal berwarna kuning sangat nampak jelas. Lendir ikan dukung ini dapat dimanfaatkan untuk mengobati luka. Masyarakat Desa Muara Kamal, Kecamatan Pemulutan Barat Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, sudah lama menggunakan lendir ikan dukung ini sebagai obat luka. Luka yang dioles dengan lendir ikan ini akan terasa pedih sama sperti diberi obat luka/betadin. Khasiat lendir ikan Dukang untuk mengobati luka sudah terbukti. Hal ini mungkin secara ilmiah, lender ikan dukung mengandung bahan antibakteri. Karena fungsi lender pada ikan-ikan yang tidak memiliki sisik seperti ikan Dukang ini adalah sebagai pelindung ikan dari serangan parasit. Habitat utama ikan dukang adalah sungai dan rawa. Ikan dukang, salah satu jenis ikan endemic Indonesia, ikan ini ditemukan  di Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini termasuk jenis ikan omnivora. Jenis makanan dapat berpa seranggga air, cacing, anak-anak ikan/udang, serahan tumbuhan air, lumut dan lain-lain. Penelitian ilmiah mengenai aspek biologi dan ekologi ikan ini belum ada. Perlu penelitian ilmiah bahan kimia yang terkandung dalam lendir ikan dukung. Penelitian domestikasi ikan ini juga sangat diperlukan. Dimasa mendatang ikan ini perlu didomestikan untuk selanjutnya dikembangkan upaya pembudidayaannya. Karena ikan ini bernilai ekonomi, baik sebagai ikan konsusmi dan juga bisa menjadi ikan hias, serta lendirnya dapat dijadikan obat.

Pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar